Sabtu, 17 Mei 2014

SEJARAH BERDIRINYA PONPES NURUL ILMI


Menuntut ilmu bagi kaum muslimin adalah kewajiban mutlak, karenanya memiliki ilmu agama dan ilmu dunia bagi seseorang adalah cara untuk meraih dunia dan akhirat sebagaimana yang ditegaskan dalam sebuah hadits, bahwa barang siapa yang menginginkan dunia dan akhirat maka hendaklah ia dapatkan dengan ilmu.
Proses menuntut ilmu dalam Islam adalah jalan menuju surga, juga cara mengundang kebaikan dari makhluq Allah lainnya, karena malaikat sangat suka dengan apa yang diperbuat oleh para penuntut ilmu, hingga para malaikat meletakkan sayapnya untuk para penuntut ilmu.
Allah juga mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat, bahkan Rasulullah SAW mengatakan perbedaan yang sangat jauh antara seorang Alim dengan Abid (beribadah tanpa ilmu) seperti bulan dengan bintang gemintang, bulan sinarnya penuh dan menerangi bumi, bintang banyak dan bersinar tapi tidak bisa menerangi alam.
Kondisi umat Islam hari ini sungguh sangat memprihatinkan, yang disebabkan oleh banyak faktor, anatar lain umat sangat jauh dari bimbingan agama, kebobrokan moral, pergaulan bebas dikalangan remaja, kejahatan seksual, merajalelanya minum keras dengan segala jenisnya, hubungan antar sesama yang semakin kritis, yang kerap berujung anarkhis, perbuatan maksiat yang dilakukan secara terang-terangan, dan semua ini timbul karena serangan musuh Islam dari luar, globaliasi dunia juga ikut andil besar dalam perubahan sikap dan prilaku umat Islam, sementara itu dari dalam umat Islam sendiri pertahanannya sangat lemah, lemah pemahaman agama, lemah dalam pengamalannya, sehingga mudah dipengaruhi oleh faham dan prilaku yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Memang sudah menjadi sunnatullah bahwa pertarungan antara haq dan bathil akan terus terjadi hingga hari kiamat, namun Allah SWT juga telah berjanji bahwa al-Haq akan menjadi pemenangnya, dari sisi ini dibutuhkan Anshorullah (para pendukung agama Allah) di mana saja mereka berada untuk memenangkan pertarungan dengan kebathilan yang tidak pernah tidur siang malam bekerja membuat program dan kegiatan, yang tujuannya hanya satu mengalahkan kebenaran, saat ini kondisi umat Islam di seluruh dunia sangat menyedihkan, menjadi santapan empuk negara-negara kuat seperti Amerika, eropa dan barat, pembantaian sadis masih terjadi di Gaza Palestina, Suriah, Afrika Tengah, India, Kasymir, Myanmar dan banyak lagi, dan untuk diketahui pendukung kebatilan itu juga ada di internal umat Islam, yang berbaju Islam tapi kepalanya berisi faham syi’ah, liberal, nifaq (kemunafikan), skulerisme, dan semua ini adalah satu yaitu ingin Islam hilang dari muka bumi.
Karena itu usaha keras untuk membentuk generasi penerus berkarakter Islam adalah kebutuhan setiap zaman, agar tongkat kepemimpinan di dunia ini dikendalikan oleh orang-orang yang berkualitas dan berkarakter, utamanya mereka yang memilki ilmu agama yang matang dan berakhlaqul karimah, untuk menghindari pemimpin yang memimpin dengan kebodohannya, dan membawa manusia pada kesesatan.
Kesempatan untuk mendapatkan ilmu dan pembelajaran adalah merupakan hak asasi yang mesti didapat setiap orang, dan merupakan kewajiban semua orang termasuk negara yang menjadi pemegang amanat pembangunan, karena itu pemerintah mencanangkan dalam undang-undang pendidikan 20 % dana untuk pendidikan dari keseluruhan APBN dan APBD.
Di Desa Ranggagata pernah muncul seorang ulama muda tamatan Pondok Pesantren Selaparang Kediri Lombok Barat, ulama muda itu berana Ridha, yang kemudian dikenal dengan nama H Adnan setelah menunaikan ibadah haji pada tahun 1978, ulama muda ini mendapatkan mandat dari sang guru yaitu TGH Abdul Hafidz di Kediri untuk mengajarkan masyarakat ilmu agama yang telah dipelajarinya di Kediri, perintah itupun dilaksanakannya dengan membentuk pengajian Al-qur’an dan kitab-kitab kecil terkait ibadah, muamalah dan tahuid, dengan menggunakan sistem setengah pondok, dimana para santri hanya datang malam hari dan menginap untuk mengaji Qur’an dan masalah-masalah agama, jika para murid telah dinyatakan fasih dalam membaca Qur’an, maka diadakan khataman Qur’an yang diacarakan secara meriah, dengan mengundang TGH Abdul Hafidz sebagai penilai terhadap bacaan para murid, setelah itu para murid diberikan pangajian kitab-kitab kecil tadi, untuk diberikan pemahaman tentang agama, proses itu berjalan cukup lama hingga kemudian sang guru dipanggil Allah SWT pada tahun 1988, tentu meninggalkan kenangan baik di tengah masyarakat dan juga para alumninya, para putera puterinya yang telah diberikannya pendidikan yang memadai sehingga merekapun bisa meneruskan jejak sang ayah, diantara putera-puteri beliau yang dapat mewarisi keilmuannya adalah TGH Patompo Adnan Lc, MH dan Ustadz Taufiqurrahman S.Pd.I
Dengan semua konsideran dan semangat diatas, menunaikan perintah agama dalam menuntut ilmu dan memudahkan jalan menuju ke surga juga meneruskan estapet dakwah dan mengalirkan mata air ilmu dari sang ayah serta desakan kuat masyarakat Ranggagata, maka TGH Patompo Adnan dan dibantu oleh adiknya Ustadz Taufiqurrahman, keluarga dan masyarakat Desa Ranggagata menetapkan untuk mendirikan pondok pesantren dengan terlebih dahulu mendirikan yayasan yang akan menaungi Pondok Pesantren tersebut, dan yayasan tersebut diberi nama Yayasan Ainur Ridha, dan Pondok Pesantren diberi Nama Nurul Ilmi oleh TGH Patompo Adnan. Untuk memulai kegiatan belajar mengajar, Yayasan membentuk sekolah diniyah ula (Pertama) yang belajar satu kali dalam sepekan, dengan mengajarkan hafalan Qur’an, Bahasa Arab, Akhlaq dan hukum-hukum agama, yang dimulai pada tanggal 10 September 2011.
Keberadaan diniyah ini sangat diminati masyarakat demikian juga anak-anak merasa senang dengan adanya diniyah sekali dalam sepekan ini, dan ini menjadi cikal bakal bagi tingkat selanjutnya yaitu sekolah Tsanawiyah.
15 April 2012 pengurus menggelar musyawarah bersama tokoh masyarakat Desa Ranggagata, musyawarah ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana keinginan keras masyarakat untuk memondokkan putera-puterinya di Pondok Pesantren Nurul Ilmi, karena salah satu alasan mengapa pondok pesantren ini didirikan adalah, masyarakat Ranggagata menginginkan pondok pesantren yang di dalamnya ada pengajian kitab, tidak hanya menyelenggarakan pendidikan formal seperti Tsanwaiyah dan Aliyah saja. Setelah adanya perdebatan yang cukup panjang, akhirnya diperoleh kata sepakat untuk tetap mendirikan Pondok Pesantren dan juga madrasah Tsanwiyah, demi melihat kepada maksud dan tujuannya yang mulia.
Untuk pendidikan formal yang pertama didirikan adalah Madrasah Tsanawiyah, pembangunan kelasnya dimulai pada tanggal 6 Mei 2012, peletakan batu pertamanya yang dihadiri oleh kepala kementrian agama Lombok Tengah bapak Nasri Anggara, juga dihadiri oleh H Husni Karo Kesra NTB, dari kalangan tuan guru dihadiri oleh TGH L Mahsun Abdul Hafdiz Sulaiman, TGH Muharrar Mahfudz dan TGH L Pattimura Farhan Muchsin, sementara  belajar perdananya diresmikan oleh Wakil Bupati Lombok Tengah yaitu Bapak H L Normal Suzana tepatnya pada tanggal   2012.

Rabu, 23 April 2014

TGH. ABDUL HAFIDZ:ILMU BENING SEBENING HATI SANG GURU 1898-1983, SEBUAH BIOGRAFI


JUDUL BUKU :TGH. ABDUL HAFIDZ SULAIMAN: ILMU BENING SEBENING HATI SANG GURU 1898-1983
GENRE : BIOGRAFI
PENULIS : H. PATOMPO ADNAN
TAHUN TERBIT : 2014
UNTUK PEMESANAN BISA MENGHUBUNGI PONPES SELAPARANG KEDIRI

Buku ini termasuk salah satu buku yang sangat langka dan memiliki arti penting bagi masyarakat lombok. Mengingat hingga saat ini jarang sekali tokoh tokoh penting yang ada di Lombok bisa “dihidupkan” kembali. Selain menghidupkan kembali ingatan masyarakat lombok terhadap sosok TGH Abdul Hafidz, buku ini juga merekam banyak kisah penting tentang pencarian identitas, jati diri dan sejarah masyarakat Lombok.

Penulis mencoba menyajikan sosok Abdul Hafidz dalam berbagai lini kehidupan. Pergulatan sang tokoh dalam posisinya sebagai da'i, politikus maupun tokoh masyarakat digambarkan cukup lengkap.

Penulis tidak hanya mencoba bertutur tentang sosok seseorang an sich tapi juga mencoba untuk menghadirkan kembali sosok tersebut dengan nilai, ajaran dan teladan yang begitu hidup. Ajaran yang diharapkan bisa diambil hikmahnya oleh masyarakat kekinian yang kering ruh spiritual.
Pondok Selaparang Kediri Merupakan salah satu warisan keilmuan beliau yang masih bisa kita telusuri dan kunjungi...


Beberapa testimoni tentang buku ini

Habiburrahman El Shirazy (Kang Abik)

Penulis Ayat-Ayat Cinta


“Membaca biografi TGH Abdul Hafidz Sulaiman tulisan H. Patompo Adnan ini seperti merasakan kehadiran sang tokoh meski kita tidak pernah bersua dengannya. Buku ini sangat layak dibaca untuk mendapat mutiara hikmah dan keteladanan di dalamnya.”


Zulfikar Fuad
Penulis Biografi dan CEO ALIFES Inc
“Kisah hidup, pemikiran, dan perjua ngan dakwah TGH Abdul Hafidz Sulaiman adalah teladan agung bagi umat Islam Indonesia. Beliau pemimpin umat yang berpikir, berbicara, dan bertindak dalam satu kesatuan. Amat jarang ditemukan di zaman yang serba pencitraan dan penuh dengan kepalsuan.

Ustadz Haji Patompo Adnan sebagai penulis biografi berhasil menampilkan sosok TGH Abdul Hafidz Sulaiman apa adanya sebagai manusia, termasuk keseharian beliau dengan ragam persoalan hidup yang kerap dihadapi dalam menunaikan tugas dakwah. Siapa pun yang memilih jalan Allah dalam hidupnya dapat mengikuti jejak beliau. Buku ini wajib dibaca bagi siapa saja yang mengaku muslim.”







Sabtu, 26 Oktober 2013

Pengajian Umum dan Pembinaan Masyarakat

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuuh

Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang Alim, Amil dan Kholis Ponpes Nurul Ilmi dibawah naungan yayasan Ainur Ridha mengadakan pengajian umum dan pembinaan kepada masyarakat.
kegiatan ini diharapkan mampu dimanfaatkan sebagai wadah dalam menimba ilmu dan media silaturrahim masyarakat. Karena menuntut ilmu syar'i adalah hukumnya wajib dan sifatnya yang tiada henti. seperti yang rasulullah SAW sabdakan "Menuntut ilmu adalah wajib bagi Muslim dan Muslimah mulai dari dalam kandungan hingga liang lahat.” (HR. Bukhari).

Penyelenggaraan kegiatan ini diselenggarakan setiap akhir bulan dan bertempat di Ponpes Nurul Ilmi Ranggagata, Praya Barat Daya Lombok Tengah.



Sabtu, 01 Juni 2013

Juara Kecamatan Tartil Al Qur`an


Ucapan terima kasih dan Selamat kami sampaikan kepada Nurul Hikmah, Santriwati Nurul Ilmi atas perjuangannya yang telah mewakili Ponpes Nurul Ilmi dan juga kecamatan Praya Barat Daya  dalam mengikuti Lomba Tartil Al Quran tingkat kabupaten Lombok Tengah. Nurul Hikmah menjadi salah satu perwakilan kecamatan Prabarda setelah sebelumnya menyabet gelar pertama ditingkat kecamatan dengan mengandaskan peserta lainnya.

Meskipun pada akhirnya belum berhasil membawa pulang tropi di tingkat kabupaten akan tetapi Nurul Hikmah telah menunjukkan  usaha terbaiknya dan ini diharapkan menjadi bekal dan pelajaran untuk menjadi lebih baik lagi, serta memberikan dorongan untuk santri Nurul Ilmi lainnya. Keep fight, keep spirit…

Minggu, 19 Mei 2013

Cahaya Diatas Bukit (mengenal lebih dekat Ponpes Nurul Ilmi)

view daerah sekitar dilihat dari Ponpes Nurul Ilmi

Melihat lebih dekat ponpes Nurul Ilmi (1)[*]
Berada di atas bukit, siswa lebih fokus belajar
Oleh L. Habib Fadli Loteng

Keberadaan Ponpes ini terbilang terpencil, tepatnya berada di perbukitan justru menguntungkan para siswa karena lebih berkonsentrasi saat belajar.

Berada di dusun merobot, desa Ranggagata, kecamatan Praya barat daya, ponpes Nurul Ilmi menjadi salah satu lembaga pendidikan yang diunggulkan. Saat Radar Mandalika menyambangi ponpes ini, hawa dingin langsung menyambut. Duduk di berugak yang ada di lingkungan ponpes, membuat siapa saja bisa melihat pemandangan pulau Lombok dari ketinggian.

Terletak di atas bukit berketinggian sekitar 300 m dpl, Nurul Ilmi menjadi Ponpes yang patutu diacungi jempol. Ponpes yang belum genap satu tahun ini baru membuka jenjag pendidikan Madrasah Tsanawiah (MTs)

Hingga saat ini, tercatat baru 18 santri MTs yang menempu pendidikan di ruang kelas belajar berukuran 8x7 meter persegi. Disisi lain jumlah siswa yang tergolong minim tidak berimbang dengan jumlah pengajar yang mencapai 16 guru.

Kendati begitu, kepala MTs Taufiwurrahman berkeyakinan, ponpes binaan ini akan terus berkembang. Bahkan mampu mencuri perhatian ponpes lainnya hingga pemerintah daerah. “Saya yakini kedepannya, MTs Nurul Ilmi akan semakin maju”, ujarnya. Sebanyak lima santri dan 13 santriwati sejak tahun terakhir dididik menjadi generasi penerus yang islami dengan tetap mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ponpes memilki visi Mencetak Generasi yang Alim, Amil dan Kholis. Karenanya ponpes sangat mengedepankan keseimbangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga dalam setiap kegiatan belajar mengajar (KBM) selalu disesuaikan dengan kebutuhan santri.

Menurut Taufiqurrahman, penerapan ilmu agama dan teknologi sangat dikedepankan. Para santri dan santriwati dibekali ilmu agama sejak pagi hingga malam hari. Disela-sela itu, diselipkkan beragam ilmu penegetahuan umum dan teknologi. Salah satu keistimewaan di MTs adalah membiasakan para santri untuk mahir menggunakan barbagai bahasa. Baik bahasa Arab, maupun bahasa inggris.

“Disini kita maksimalkan talenta para santri dalam berbahasa arab dan inggris. Karena prospek kedepan. kami meyakini para santri bisa menerapkan ilmu yang mereka dapat selama di ponpes Nurul Ilmi” jelasnya.

Salah satu keunikan ponpes ini, diakui Taufiqurrahman, terletak pada lokasinya yang berbeda dibandingkan ponpes maupun sekolah lainnya.  Berada di perbukitan membuat suasana selama proses pembelajaran lebih nyaman bagi para santri/santriwati. “anak-anak lebih konsentrasi belajar, apalagi suasana yang damai dan sunyi ketika malam dan dini hari memberikan para santri lebih maksimal belajarnya”, ungkapnya.

Taufiqurrahman berharap, dukungan suasana yang sejuk dan sunyi membuat para siswa lebih berkonsesntrasi dalam menerima  pelajaran, baik ilmu agama maupun pengetahuan umum.



[*]  Tulisan  ini disalin dari Lombok post sub radar mandalika tgl 8 mei 2013